
talkerdaily.com – Kalau kamu suka nonton bola, apalagi Serie A atau Liga Champions, pasti nama Gianluigi Buffon udah gak asing lagi di telinga. Dia bukan cuma seorang penjaga gawang biasa, tapi sosok yang mewakili ketangguhan, dedikasi, dan kesetiaan dalam dunia sepak bola. Sepanjang kariernya, Buffon jadi simbol dari kesetiaan ke klub, kerja keras, dan semangat yang gak pernah padam.
Apa yang bikin Buffon begitu istimewa? Nah, yuk kita bahas bareng-bareng kisah hidup dan perjalanan kariernya yang luar biasa ini.
Baca Juga: Aldy Maldini: Dari CJR ke Kontroversi Meet & Greet
Awal Perjalanan Karier Buffon
Dari Carrara ke Dunia
Gianluigi Buffon lahir di Carrara, Italia, 28 Januari 1978. Keluarganya memang atlet banget. Ibunya mantan atlet lempar cakram, ayahnya atlet angkat besi, dan bahkan dua sepupunya juga pemain bola profesional. Jadi, bisa dibilang darah atlet udah mengalir deras sejak kecil.
Awalnya, Buffon gak langsung main sebagai kiper. Waktu kecil, dia lebih tertarik jadi gelandang. Tapi sejak nonton Thomas N’Kono di Piala Dunia 1990, dia mulai kepincut jadi penjaga gawang. Dan sejak saat itu, Buffon kecil mulai mengasah skill-nya di posisi baru ini.
Debut Profesional Bersama Parma
Buffon memulai karier profesionalnya di klub Parma pada tahun 1995. Waktu itu, usianya baru 17 tahun. Gak banyak pemain muda yang langsung dapet kesempatan seperti itu, tapi Buffon emang punya sesuatu yang beda.
Debutnya lawan AC Milan langsung bikin banyak orang angkat topi. Dia bikin beberapa penyelamatan luar biasa yang bikin namanya mulai naik daun. Sejak itu, Buffon jadi andalan Parma, dan ikut membawa klub itu menjuarai Coppa Italia, Piala UEFA, dan Supercoppa Italiana.
Baca Juga: Siapa Erika Carlina? Intip Profil dan Perjalanannya
Puncak Karier di Juventus
Transfer Mahal Tapi Pantas
Tahun 2001, Gianluigi Buffon pindah ke Juventus dengan nilai transfer fantastis untuk ukuran seorang kiper: sekitar 52 juta euro. Angka itu saat itu jadi rekor dunia untuk penjaga gawang. Banyak yang bilang harganya terlalu mahal, tapi Juventus tahu betul apa yang mereka beli.
Dan benar saja, Buffon langsung jadi tembok kokoh di bawah mistar gawang Juventus. Selama dua dekade, dia jadi wajah utama pertahanan Bianconeri.
Loyalitas Tanpa Batas
Satu hal yang bikin banyak orang hormat ke Buffon adalah kesetiaannya. Saat Juventus terkena kasus Calciopoli dan harus degradasi ke Serie B pada 2006, banyak pemain bintang cabut. Tapi Buffon tetap bertahan. Dia rela main di kasta kedua demi klub yang dia cintai.
Itu bukan keputusan yang mudah. Tapi buat Buffon, kehormatan dan loyalitas lebih penting dari gelar atau uang.
Prestasi dan Penghargaan
Bersama Juventus, Gigi Buffon meraih banyak gelar domestik: Serie A, Coppa Italia, dan Supercoppa. Sayangnya, Liga Champions belum pernah dia menangkan, meskipun sempat tiga kali masuk final. Tapi itu gak mengurangi nilainya sebagai kiper hebat.
Dia juga pernah dianugerahi kiper terbaik dunia oleh IFFHS berkali-kali. Bahkan oleh banyak orang, Buffon disebut sebagai penjaga gawang terbaik sepanjang masa.
Baca Juga: Fakta Kerugian Richard Lee karena Aldy Maldini
Kiprah di Tim Nasional Italia
Juara Dunia 2006
Kalau ada satu momen emas dalam karier internasional Buffon, itu adalah saat Italia menjuarai Piala Dunia 2006. Dia tampil luar biasa sepanjang turnamen. Cuma kebobolan dua gol sepanjang turnamen, itu pun satu dari penalti dan satu lagi gol bunuh diri.
Penampilannya di final melawan Prancis luar biasa. Dia menggagalkan banyak peluang dan ikut mengantar Italia juara lewat adu penalti. Setelah itu, Buffon dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik di turnamen tersebut.
Karier Panjang Bersama Gli Azzurri
Buffon adalah pemain dengan caps terbanyak di timnas Italia, lebih dari 170 kali tampil. Dia jadi kapten tim, panutan di ruang ganti, dan ikon yang dihormati. Meskipun kariernya bersama timnas gak selalu mulus, dedikasinya gak pernah luntur.
Dia tetap dipanggil timnas bahkan sampai usia 40-an, karena pelatih tahu kualitas dan pengaruhnya sangat besar di dalam dan luar lapangan.
Baca Juga: Kontroversi Bernadya: Jiplak atau Terinspirasi?
Buffon di PSG dan Kembali ke Juventus
Mencoba Tantangan Baru
Di tahun 2018, Buffon sempat membuat keputusan mengejutkan: hijrah ke Paris Saint-Germain. Banyak yang kaget, tapi di usia yang udah kepala empat, Buffon pengen ngerasain atmosfer sepak bola di luar Italia.
Di PSG, dia gak selalu jadi starter, tapi perannya tetap penting. Dia membantu tim menjuarai Ligue 1 dan membawa pengalaman yang luar biasa ke ruang ganti.
Pulang ke Rumah
Setahun kemudian, Gianluigi Buffon kembali ke Juventus. Meski sudah tidak jadi pilihan utama, dia tetap memainkan peran penting sebagai mentor bagi kiper muda seperti Wojciech Szczęsny. Bahkan saat duduk di bangku cadangan, karisma Buffon tetap terasa.
Dia tetap tampil apik saat diberi kesempatan, dan membantu Juventus menjuarai Coppa Italia serta Supercoppa.
Musim Terakhir dan Perpisahan di Parma
Setelah masa keduanya di Juventus, Buffon memutuskan kembali ke tempat di mana semuanya dimulai: Parma. Dia ingin menutup kariernya di klub yang memberi dia peluang pertama.
Meski usianya sudah 40-an, performanya masih bisa diandalkan. Dia jadi simbol dari keabadian dalam sepak bola. Musim terakhirnya jadi ajang nostalgia, bukan hanya buat dia, tapi juga buat para penggemar.
Gaya Bermain yang Khas
Refleks Tajam dan Naluri Hebat
Kalau kita ngomongin soal teknik, Gianluigi Buffon dikenal dengan refleksnya yang luar biasa dan kemampuan membaca arah bola yang hampir insting. Dia bukan tipe kiper yang terlalu teatrikal, tapi selalu ada di tempat dan waktu yang tepat.
Kepemimpinan yang Tenang
Selain skill, satu hal yang bikin Buffon begitu disegani adalah sifat kepemimpinannya. Dia bisa menenangkan tim di saat genting, memberikan semangat saat tertinggal, dan menjaga harmoni di ruang ganti. Banyak pemain muda mengaku belajar banyak hanya dengan berada di dekatnya.
Buffon di Luar Lapangan
Pribadi yang Rendah Hati
Meskipun statusnya sebagai legenda udah gak diragukan, Buffon tetap dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan bersahaja. Dia gak pernah terlihat arogan. Justru sebaliknya, dia sering menghibur fans dan terbuka dengan media.
Aktivitas Sosial
Buffon juga aktif dalam kegiatan sosial. Dia beberapa kali terlibat dalam kampanye kemanusiaan, penggalangan dana, dan kegiatan amal. Hal ini memperkuat citranya sebagai tokoh yang gak hanya hebat di lapangan, tapi juga peduli dengan sesama.
Buffon dan Warisan Abadi
Mungkin Buffon sekarang udah gantung sarung tangan, tapi pengaruhnya di dunia sepak bola masih terasa. Banyak kiper muda yang mengidolakan dia. Nama seperti Donnarumma bahkan secara terbuka menyebut Buffon sebagai panutan.
Warisan Gianluigi Buffon bukan cuma soal trofi atau penyelamatan-penyelamatan penting, tapi tentang nilai-nilai yang dia bawa: kesetiaan, ketangguhan, semangat juang, dan cinta pada permainan.
Buffon membuktikan bahwa jadi legenda itu bukan soal statistik doang. Tapi soal bagaimana kita menjalani setiap momen dengan hati dan dedikasi penuh